Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H menjadi peristiwa yang membahagiakan, karena selama dua tahun pelaksanaan shalat Id diselenggarakan secara terbatas. Bahkan para perantau tidak diperbolehkan untuk mudik. Hal ini karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Dan Prokes harus diterapkan yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas. Bahkan juga menghindari jabat tangan.
ุงَُููู ุฃَْูุจَุฑُ ×ูฉ ุงَُููู ุฃَْูุจَุฑُ َูุจِْูุฑًุง َูุงْูุญَู
ْุฏُ َِِّููู َูุซِْูุฑًุง َูุณُุจْุญَุงَู ุงِููู ุจُْูุฑَุฉً َูุฃَุตًِْููุง . َูุง ุงََِูู ุงَِّูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู ุตَุฏََู َูุนْุฏَُู ََููุตَุฑَ ุนَุจْุฏَُู َูุงَุนَุฒَّ ุฌُْูุฏَُู ََููุฒَู
َ ุงْูุฃَ ุญْุฒَุงุจَ َูุญْุฏَُู َูุง ุงََِูู ุงَِّูุง ุงُููู َูุงُููู ุฃَْูุจَุฑُ, ุงَُููู ุฃَْูุจَุฑُ ََِِّูููู ุงْูุญَู
ْุฏُ. ุฃَْูุญَู
ْุฏُ َِِّููู ุฌَุนََู ุฃََّูุงู
َ ุงْูุฃَุนَْูุงุฏِ ุถَِูุงَูุฉً ِูุนِุจَุงุฏِِู ุงูุตَّุงِูุญَِْูู َูุฌَุนََู ِูู ُُْูููุจِ ุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู ุจَْูุฌَุฉً َูุณُุฑُْูุฑًุง. ุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู ูุงَ ุฅََِูู ุฅِูุงَّ ุงُููู َูุญْุฏَُู ูุงَ ุดَุฑَِูู َُูู، َูุฃَุดَْูุฏُ َุฃََّู ู
ُุญَู
َّุฏุงً ุนَุจْุฏُُู َูุฑَุณُُُููู، ุงََُّูููู
َّ ุตَِّูู َูุณَِّูู
ْ َูุจَุงุฑِْู ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู
ُุญَู
َّุฏٍ َู ุนََูู ุขِِูู َูุตَุญْุจِِู َูู
َْู ุชَุจِุนَُู ุจِุงِุญْุณَุงٍู ุงَِูู َْููู
ِ ุงูุฏِِّْูู. َุฃู
َุง ุจَุนุฏُ: ََููุงَู ุงُููู ุชَุนَุงَูู: َูุงุฃَُّููุงَ ุงَّูุฐَِْูู ุกَุงู
َُููุง ุงุชَُّููุง ุงَููู ุญََّู ุชَُูุงุชِِู َููุงَ ุชَู
ُْูุชَُّู ุฅِูุงَّ َูุฃَูุชُู
ْ ู
ُّุณِْูู
َُْูู. ุซُู
َّ َูุงَู ุงَْูุถًุง ٰูุٓงََُّููุง ุงَّูุฐَِْูู ุงٰู
َُููุง ุงุชَُّููุง ุงَّٰููู َْููุชَْูุธُุฑْ َْููุณٌ ู
َّุง َูุฏَّู
َุชْ ِูุบَุฏٍۚ َูุงุชَُّููุง ุงَّٰููู ุۗงَِّู ุงَّٰููู ุฎَุจِْูุฑٌ ุۢจِู
َุง ุชَุนْู
ََُْููู
Kaum muslimin Jemaah shalat Ied Rahimakumullah.
Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jemaah sekalian. Marilah bersama-sama kita berupaya untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Pada momen penting Idul Fitri 1443 Hijriyah ini khatib menyampaikan ja'alanallahu minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan kesalahan. Permohonan maaf dan saling memafkan ini, semoga dapat mengantarkan kita menjadi hamba yang kembali ke fitrah. Sehingga kita akan memasuki bulan Syawal dengan semangat untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, amin.
Kaum muslimin jemaah shalat Ied Rahimakumullah
Disaat kita berbahagia karena telah menuntaskan ibadah puasa selama sebulan kemudian ditutup dengan melakukan pembayaran zakat fitrah. Mudah-mudahan amal ibadah kita pada bulan Ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dan setiap amal yang baik yang kita lakukan senantiasa bisa menjadi wasilah kita bermunajat kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Idul Fitri sebagai momen hari kemenangan bagi kita sekalian, Idul Fitri berarti kembali ke fitrah/ kesucian. Idul Fitri juga sebagai hari peningkatan amal ibadah, Idul Fitri juga sering disebut hari lebaran yang berarti kita sudah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Kita telah terbiasa mengungkapkan dengan beberapa macam peristilahan. Langkah apa, selanjutnya yang perlu kita lakukan untuk pada masa sekarang dan yang akan datang.
Allah memberikan masa kepada kita sekalian, masa sekarang adalah masa yang sedang dijalankan, masa lalu adalah masa yang tidak akan bisa kembali, dan masa yang akan datang adalah masa yang masih dalam misteri tidak ada yang mengetahui. Oleh karena itu sebaik-baik kita agar menjadikan masa yang telah lalu sebagai bahan pelajaran dan renungan. Masa sekarang adalah masa sedang yang terjadi dan masa yang akan datang adalah masa yang masih dalam misteri. Bisa jadi masa yang akan datang akan menjadi kondisi yang menyenangkan atau menyedihkan, semua itu tergantung pada setiap diri untuk menyiapkan masa yang akan datang. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam Alquran surah Al Hasyr ayat 18:
ٰูุٓงََُّููุง ุงَّูุฐَِْูู ุงٰู
َُููุง ุงุชَُّููุง ุงَّٰููู َْููุชَْูุธُุฑْ َْููุณٌ ู
َّุง َูุฏَّู
َุชْ ِูุบَุฏٍۚ َูุงุชَُّููุง ุงَّٰููู ุۗงَِّู ุงَّٰููู ุฎَุจِْูุฑٌ ุۢจِู
َุง ุชَุนْู
ََُْููู
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Dari ayat tersebut hendaknya kita dapat mengambil pelajaran:
1. Agar senantiasa meningkatkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Rasa syukur kita sampaikan karena pada tahun ini umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih shalat, tadarus, shalat Idul Fitri secara bersama-sama. Keluarga berbondong-bondong ke tempat ibadah, tempat untuk melaksanakan shalat Ied. Baik yang berada di lapangan atau berada di masjid. Kita mengingat pada dua tahun yang lalu yaitu tahun 2020 dan 2021 pada masa pendemi Covid-19 sehingga umat Islam diberikan keterbatasan dalam melaksanakan shalat secara berjamaah, yaitu hanya pada keluarga kecil di rumah masing-masing.
2. Kita mengharap kepada Allah bahwa sebagai hamba Allah, agar pandemi Covid-19 dengan segala variannya yang sudah melandai agar terus melandai dan hilang dari kehidupan manusia, agar manusia dapat menjalani hidup dengan wajar namun tentu saja agar tetap wasapada. Kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita dijauhkan dari bala musibah dan bencana. Berharap kepada Allah disampaikan dalam wujud permohonan doa.
ََููุงَู ุฑَุจُُّูู
ُ ุงุฏْุนُِْْูููٓ ุงَุณْุชَุฌِุจْ َُููู
ْ ุۗงَِّู ุงَّูุฐَِْูู َูุณْุชَْูุจِุฑَُْูู ุนَْู ุนِุจَุงุฏَุชِْู ุณََูุฏْุฎَُُْููู ุฌَََّููู
َ ุฏَุงุฎِุฑَِْูู ࣖ
“ Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” QS. Mu’min: 60)
ุงُุฏْุนُْูุง ุฑَุจَُّูู
ْ ุชَุถَุฑُّุนًุง َّูุฎَُْููุฉً ุۗงَِّููٗ َูุง ُูุญِุจُّ ุงْูู
ُุนْุชَุฏَِْููۚ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al A’rof: 55)
َูุงِุฐَุง ุณَุงَََูู ุนِุจَุงุฏِْู ุนَِّْูู َูุงِِّْูู َูุฑِْูุจٌ ۗ ุงُุฌِْูุจُ ุฏَุนَْูุฉَ ุงูุฏَّุงุนِ ุงِุฐَุง ุฏَุนَุงِูۙ ََْูููุณْุชَุฌِْูุจُْูุง ِْูู َُْูููุคْู
ُِْููุง ุจِْู َูุนََُّููู
ْ َูุฑْุดُุฏَُْูู
“ Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah: 186)
Dari beberapa surat dan ayat diatas menunjukkan bahwa doa adalah salah satu media untuk mencapai pada tujuan. Maka teruslah berdoa kepada Allah.
3. Meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Bulan puasa telah mengajarkan kepada umat Islam untuk keluar dari kebiasaan dan perilaku yang tidak baik dan masuk pada kebiasaan baru yang sebenarnya sebagai pengulangan ibadah pada tahun-tahun yang lalu. Pada umumnya selain di bulan Ramadhan kita tidak melaksanakan shalat malam secara terus menerus, tadarus Alquran, mengikuti kajian Islam. Pada bulan Ramadhan umat Islam masuk dalam kegiatan rutin pada bulan suci Ramadhan yang keluar dari kebiasaan yang biasanya. Kebiasaan pada siang hari perut penuh dengan makanan dan minuman, namun pada bulan Ramadhan sejak waktu imsyak sampai terbenam matahari perut manusia kosong tidak diisi dengan makanan dan minuman.
Keluarnya manusia dari kebiasaan pada bulan Ramadhan ini adalah untuk menjalankan perintah Allah agar manusia dapat meningkat derajatnya sehingga menjadi pribadi yang muttaqin.
Disamping itu bulan suci Ramadhan adalah menjadi bulan pelatihan sehingga manusia diberikan pelatihan dengan berbagai macam kegiatan yang diharapkan setelah selesai bulan suci Ramadan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah dilakukan itu bisa diteruskan. Seperti salat malam, tadarus Alquran, kajian Islam, memberikan santunan dan tidak kalah pentingnya adalah upaya pengendalian hawa nafsu adalah dengan melaksanakan puasa.
ู
َْู ุตَุงู
َ ุฑَู
َุถَุงَู ุซُู
َّ ุงَุชْุจَุนَُู ุณِุชًّุง ู
ِْู ุดََّูุงٍู َูุงَู َูุตَِูุงู
ِ ุงูุฏَّْูุฑِ
“Barangsiapa yang melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal seperti orang yang berpauasa sepanjang masa”. (HR. Muslim)
Kaum muslimin Jemaah shalat Ied Rahimakumullah.
Setiap musibah tentu ada hikmah dibaliknya, seperti pandemi Covid-19 terdapat beberapa hikmah yaitu:
1. Untuk membiasakan hidup bersih.
Berdasarkan protokol kesehatan agar kita membiasakan untuk mencuci tangan, hal ini dimaksudkan agar kuman-kuman tidak menjalar ke tubuh. Dengan demikian menjaga kebersihan sesungguhnya sudah menjadikan sudah menjadi perintah agama. Karena itu marilah perintah agama itu kita biasakan. Disamping mencuci tangan juga agar membiasakan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
2. Menjaga kebersihan rohani yaitu dengan meningkatkan ibadah, baik hablun minallah dan hablun minannas.
3. Dengan menjaga kebersihan jasmani tubuh akan terhindar dari virus dan bakteri yang mengancam kehidupan manuis. Dan dengan menjaga kebersihan rohani manusia akan akan menyadari dirinya sebagai makhluk yang lemah dan memerlukan pelindung karena pentingnya untuk tunduk dan patuh terhadapat perintah Allah dan manjuhi larangannya.
Setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan dan kita masuki pada bulan Syawal ini, marilah kita bersama-sama untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, kita eratkan tali silaturahmi di antara kita sekalian karena kita adalah umat yang satu. Marilah kita bertolong menolong dalam melakukan perbuatan baik dan Jangan ber tolong-menolong dalam melakukan perbuatan yang tidak baik. Marilah kita berlomba-lomba dalam melakukan perbuatan baik, tak lupa untuk senantiasa mengajak untuk melakukan perbuatan baik dan mencegah kemungkaran. Bila mampu dengan kekuasaan dan kekuatannya, bila tidak mampu dengan perkataan dan ajakan yang baik namun bila tetap tidak mampu maka doakan mereka agar kembali ke jalan Allah.
Kebiasaan pada bulan Ramadhan seperti tadarusa Alquran, marilah kita lestarikan. Makmurkan masjid dengan berbagai macam kegiatan, jadikan masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, pelayanan, perlindungan, penyantunan, penyaluran dana umat. Semoga dengan kegigihan umat Islam dalam menegakkan syariat Islam. Umat akan semakin shalih, cerdas, bijak, toleran sehingga tidak ada halangan untuk meraih keberkahan dari langit.
ََْููู ุงََّู ุงََْูู ุงُْููุฑٰูٓ ุงٰู
َُْููุง َูุงุชََّْููุง ََููุชَุญَْูุง ุนََِْูููู
ْ ุจَุฑَٰูุชٍ ู
َِّู ุงูุณَّู
َุงุۤกِ َูุงْูุงَุฑْุถِ َِْٰูููู َูุฐَّุจُْูุง َูุงَุฎَุฐُْٰููู
ْ ุจِู
َุง َูุงُْููุง َْููุณِุจَُْูู
“ Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS. Al A’rof: 96)
ุฌَุนََْููุง ุงُููู َูุงَِّูุงُูู
ْ ู
َِู ุงْูุนَุงุฆِุฏَِْูู َูุงَْููุงุฆِุฒَِْูู َูุงَุฏْ ุฎَِْููุง َูุงَِّูุงُูู
ْ ู
ِْู ุฒُู
ْุฑَุฉِ ุนِุจَุงุฏِِู ุงูุตِّٰูุญَِْูู . َُْููู ุฑَุจِّ ุงุบِْูุฑْ َูุงุฑْุญَู
ْ َูุงَْูุชَ ุฎَْูุฑُ ุงูุฑَّุงุญِู
ِْูู
ุงูุฎุทุจุฉ ุงูุซููุฉ
ุงَُููู ุงَْูุจَุฑُ ×ูง َูุง ุงَِٰูู ุงَِّูุง ุงُููู َูุงُููู ุงَْูุจَุฑُ. ุงَُููู ุงَْูุจَุฑُ َِِّٰูููู ุงْูุญَู
ْุฏُ. ุงَْูุญَู
ْุฏُِِّٰููู ุงَّูุฐِْู ุฌَุนََู ุงَْْูููู
َ ุนِْูุฏًุงِْููู
ُุคْู
َِِْููู َูุฎَุชَู
َ ุจِِู ุดَْูุฑَ ุงูุตَِّูุงู
ِ ِْููู
ُุฎِْูุตَِْูู . ุงَุดَْูุฏُ ุงَْู َูุง ِุงَٰูู ุงَِّูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู َูุง ุดَุฑَِْูู َُูู َูุงَุดَْูุฏُ ุงََّู ู
ُุญَู
َّุฏًุง ุนَุจْุฏُُู َูุฑَุณُُُْููู ุงْูู
َุดُْْููุฑُ ุจَِูุทَุงَูุชِِู َูุงَู
َุงَูุชِِู َูุตِุฏِِْูู َูุชَุจِْْููุบِِู َูุตََّู ุงُููู ุนََِْููู َูุนََูู ุงِِٰูู َูุตَุญْุจِِู ุงَุฌْู
َุนَِْูู ุงَู
َّุง ุจَุนْุฏُ. ََููุง ุนِุจَุงุฏَุงِููู ุงِุชَُّููุง ุงَููู ِْููู
َุง ุงَู
َุฑَ َูุงْูุชَُْููุง ุนَู
َّุง ََููู ุงُููู ุนَُْูู َูุญَุฐَุฑَ. ََููุงََู ุงُููู ุชَุนَุงَูู: ุฅَِّู ุงَููู َูู
َูุงَุฆَِูุชَُู ُูุตََُّْููู ุนََูู ุงَّููุจِِّู، َูุขุฃَُّููุงَ ุงَّูุฐَِْูู ุงٰู
َُْููุง ุตَُّْููุง ุนََِْููู َูุณَِّูู
ُْูุง ุชَุณِْْููู
ًุง. ุงَُّٰูููู
َّ ุตَِّู َูุณَِّูู
ْ َูุจَุงุฑِْู ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِِูู َูุฃَุตْุญَุงุจِِู ََููุฑَุงุจَุชِِู َูุฃَุฒَْูุงุฌِِู َูุฐُุฑَِّّูุงุชِِู ุฃَุฌْู
َุนَِْูู. ุงَُّٰูููู
َّ ุฃَุตِْูุญْ ุฌَู
ِْูุนَ ُููุงَุฉِ ุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู، َูุงْูุตُุฑِ ุงْูุฅِุณْูุงَู
َ َูุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู، َูุฃَِِْููู ุงََْูููุฑَุฉَ َูุงْูู
ُุดْุฑَِِْููู َูุฃَุนِْู َِููู
َุชََู ุฅَِูู َْููู
ِ ุงูุฏِِّْูู. ุงَُّٰูููู
َّ ุงุบِْูุฑْ ِْููู
ُุณِْูู
َِْูู َูุงْูู
ُุณِْูู
َุงุชِ َูุงْูู
ُุคْู
َِِْููู َูุงْูู
ُุคْู
َِูุงุชِ ุงَْูุฃَุญَْูุงุกِ ู
ُِْููู
ْ َูุงْูุฃَู
َْูุงุชِ، ุฅََِّูู ุณَู
ِْูุนٌ َูุฑِْูุจٌ ู
ُุฌِْูุจُ ุงูุฏَّุนََูุงุชِ ََููุง َูุงุถَِู ุงْูุญَุงุฌَุงุชِ. ุงَُّٰูููู
َّ ุงْูุชَุญْ ุจَََْูููุง َูุจََْูู َْููู
َِّูุง ุจِุงْูุญَِّู َูุงَْูุชَ ุฎَْูุฑُ ุงَْููุงุชِุญَِْูู. ุงَُّٰูููู
َّ ุฃَุตِْูุญْ ََููุง ุฏَِْูููุงَ ุงَّูุฐِู َُูู ุนِุตْู
َุฉُ ุฃَู
ْุฑَِูุง َูุฃَุตِْูุญْ ََููุง ุฏَُْููุงَูุง ุงَّูุชِู َِْูููุง ู
َุนَุงุดَُูุง َูุฃَุตِْูุญْ ََููุง ุขุฎِุฑَุชََูุง ุงَّูุชِู َِْูููุง ู
َุนَุงุฏَُูุง َูุงุฌْุนَِู ุงْูุญََูุงุฉَ ุฒَِูุงุฏَุฉً ََููุง ِูู ُِّูู ุฎَْูุฑٍ َูุงุฌْุนَِู ุงْูู
َْูุชَ ุฑَุงุญَุฉً ََููุง ู
ِْู ُِّูู ุดุฑٍّ . ุฑَุจََّูุง ุขุชَِูุง ِูู ุงูุฏَُّْููุง ุญَุณََูุฉً َِููู ุงูุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณََูุฉً ََِูููุง ุนَุฐَุงุจَ ุงَّููุงุฑِ. ุนِุจَุงุฏَ ุงِููู، ุฅَِّู ุงَููู َูุฃْู
ُุฑُُูู
ْ ุจِุงْูุนَุฏِْู َูุงْูุฅِุญْุณَุงِู َูุฅِْูุชَุขุฆِ ุฐِู ุงُْููุฑْุจَู َََْููููู ุนَِู ุงَْููุญْุดَุขุกِ َูุงْูู
َُْููุฑِ َูุงْูุจَุบِْู َูุนِุธُُูู
ْ َูุนََُّููู
ْ ุชَุฐََّูุฑَُْูู. َูุงุฐُْูุฑُูุง ุงَููู ุงْูุนَุธِْูู
َ َูุฐُْูุฑُْูู
ْ َูุงุฏْุนُُْูู َูุณْุชَุฌِุจْ َُููู
ْ ََููุฐِْูุฑُ ุงِููู ุฃَْูุจَุฑُ