Alquran adalah Kalamullah, firman Allah, Alquran adalah mukjizat terbesar bagi Rasulullah Muhammad SAW. Didalam alquran terkandung segala aturan bagi kehidupan manusia, bila setiap muslim dapat menjadikan Alquran sebagai pedoman hidupnya, maka dia akan termasuk dalam golongan yang selamat sejak didunia sampai di akherat kelak. Karena itu begitu pentingnya Alquran, setiap muslim hendaknya dapat mempelajari membaca, Alquran, menghayati dan mengamalkannya. Rasulullah SAW pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم خيركم من تعلم القران وعلمه (وراه البخاري والترمذى عن على)
Artinya: Rasulullah SAW bersabda:”Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.”.(HR.Bukhari dan Turmudzi,dari Ali).
Hadits ini walaupun singkat tapi padat, berbobot dan luas maknanya, hal ini mengandung pengertian sbb:
1. Rasulullah SAW memberitahukan betapa amat pentingnya pembelajaran/ mempelajari Alquran. Karena dengan membaca dan mempelajari Alquran, orang akan memperoleh ilmu, petunjuk hidup, jalan yang lurus dan berbagai manfaat yang membahagiakan.
2. Secara tersirat, hadits tersebut menunjukkan bahwa orang yang lebih baik/ sebaik-baiknya orang ialah orang yang memperoleh ilmu dari Alquran lalu mengajarkannya/ mengamalkannya, memperjuangkannya/ mentablighkannya/ mendakwahkannya sesuai dengan kemampuannya dan ikhlas demi hanya mengharap ridha dari Allah SWT semata.
3. Berdasarkan hadits di atas, muslim yang mempelajari Alquran serta memahami dan mengamalkannya/ memperjuangkannya itu termasuk muslim yang berperilaku mentalitas Islami.
4. Dalam konteks ilmu Allah SWT berfirman:
ولا تقف ما ليس لك به علم, ان السمع والبصر والفؤاد كل اولئك كان عنه مسئولا (الاسراء: 36
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS Al-Israa’:36).
Ayat tersebut melarang manusia beramal/ berbuat tanpa ilmu, sebab pendengaran (telinga), penglihatan (mata) dan hati kelak di akhirat akan diminta pertanggungjawaban. Maka dalam konteks tanpa ilmu, Rasulullah saw bersabda:
هلك امتى فى شيئين ترك العلم وجمع المال (وراه البخاري
Artinya: Kerusakan ummatku dalam (karena) dua perkara: meninggalkan ilmu dan menimbun harta.(HR Bukhari).
Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbuat tanpa ilmu dan orang yang materialistis (mata duwitan) itu pasti menimbulkan bahaya/ kerusakan.
5. Menurut Muhammad Rasyid Ridha: ”Islam itu agama ilmu (Al Wahyu Muhammady:184). Berarti semua ajaran Islam itu disebut sebagai ilmu dari Allah SWT. Dan disebut pula sebagai kalimat Tuhan yang luas tak terbatas. Firmannya:
قل لوكان البحر مدادالكلمت ربى لنفدالبحر قبل ان تنفد كلمت ربى ولو جئنا بمثله مددا (الكهف: 109
Artinya: Katakanlah:”Kalau sekiranya lautan menjadi tinta umtuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).(QS Al-Kahfi:109).
ويسئلونك عن الرح, قل الروح من امر ربى ومااوتيتم من العلم الا قليلا (الاسراء: 85
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi ilmu kecuali sedikit. (QS Al Israa’:85)".
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT memberi manusia ilmu sedikit sekali.. Kalau ada orang-orang merasa ilmunya banyak dengan sederet gelar kesarjanaan, maka berarti melanggar ketentuan Allah SWT. Akibatnya ia bersikap kibir/ sombang mudah menghina/ melecehkan orang lain yang dianggap ilmunya sedikit atau dibawahnya. Untuk itu dia harus merasa ilmunya sedikit dan suka menuntut ilmu.
Hadits tersebut menunjukkan perintah halus terhadap muslim yang telah mempelajari Alquran terus menambah ilmu dari Alquran semampunya agar makin menjadi muslim yang lebih baik menurut Alquran. Rasulullah SAW juga diperintahkan supaya menambah ilmu (QS. Thaha:144).
6. Untuk memperoleh ilmu, manusia diperintahkan untuk membaca dan memikir. Dalam konteks perintah membaca untuk mendapat ilmu, AllahSWT berfirman:
اقرأ باسم ربك الذى خلق (العلق: 1
" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang mencipta (QS Al Alaq:1)"
Ayat pertama dari surat yang pertama kali diturunkan Alquran menerangkan demikian:
1. Ketika Rasulullah SAW dimohon oleh Malaikat Jibril supaya mengucapkan “Iqra”, Rasulullah SAW menjawab: Maa anaa bi-qoori-in sampai tiga kali. Setelah tiga kali, lalu Rasulullah SAW membaca (menirukan apa yang dibaca Jibril) ayat pertam tersebut. (HR Bukhari).
2. Rasulullah SAW mengucapkan Maa anaa biqoori-in (saya tidak bisa membaca) sampai tiga kali itu menunjukkan bahwa beliau jujur,memang tidak bisa membaca dan sekaligus Rasulullah SAW memerintahkan umatnya supaya bermental jujur dalam hidup. Jujur adalah perilaku mentalitas yang tinggi.
3. Ayat pertama itu menunjukkan perintah kepada manusia supaya berilmu, beriman, ikhlas dan beribadah/ beramal saleh/ berjihad fii sabilillah dalam hidup didunia yang fana ini.
4. Praktik pengamalan/ pelaksanaan empat perintah tersebut itu tidak boleh pisahkan, sebab kalau terpisah/ tertinggal satu saja, maka akibatnya fatal sekali sampai bisa masuk neraka. Misalnya tidak beriman, berarti kufur yang mengakibatkan masuk neraka. Tidak ikhlas berarti amal tidak diterima.
5. Ayat yang menegaskan empat perintah tersebut sebagai kewajiban bagi manusia ialah kewajiban berilmu dalam arti luas sekaligus kewajiban beriman bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah (QS. Muhammad:19); kewajiban berikhlas sekaligus beribadah (QS Al-Bayyinah:5); kewajiban beramal saleh (QS Al Kahfi:110) dan kewajiban berjihad fii sabilillah dengan harta dan diri baik dalam keadaan merasa ringan maupun merasa berat (QS At Taubah:41).
6. Muslim yang melaksanakan empat perintah tersebut dengan kesadaran itu adalah orang yang berperilaku mentalitas Islami yang fundamental.
7. Pelaksanaan empat perintah tersebut bisa menjadi solusi persoalan.
انما المؤمنون الذين امنوا بالله ورسوله ثم لم يرتابوا وجهدوا بامولهم وانفسهم فى سبيل اللهو اولئك هم الصدقون (الحجرات: 15
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah.Mereka itulah orang-orang yang benar".(QS Al Hujuraat:15).
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang didalam iman mereka tidak ada keragu-raguan, bahkan dengan harta dan jiwa/ diri mereka berjihad/ berjuang pada jalan Allah, Yaitu menegakkan agama Allah SWT. Dan mereka itulah orang-orang yang jujur, benar dan berperilaku mentalitas Islami yang prima.
انما المؤمنون الذين اذا ذكر الله وجلت قلوبهم واذاتليت عليهم ايته زادتهم ايمانا وعلى ربهم يتوكلون
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. .(QS. Al Anfal:2,)
Oleh karena itu mukmin yang imannya berfungsi bila nama Allah SWT disebut, maka hatinya tergetar/ gemetar takut kepada-Nya, bila ayat-ayat-Nya dibacakan kepadanya, maka imannya bertambah kokoh dan sempurna, dalam beribadah/ beramal/ berjihad fii sabilillah, bekerja/ berusaha dia tentu bertawakal/ berserah diri dan menggantungkan diri hanya kepada Allah SWT, mendirikan shalat dengan khusyu’ lagi tertib dan menginfakkan sebagian dari rizki pemberian Allah SWT. Mereka itulah orang-orang yang sebenar-benarnya beriman,mendapat derajat/kedudukan tinggi di sisi Allah SWT dan mendapatkan ampunan dan rizki yang mulia serta bermanfaat.
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,dan orang-orang yang menunaikan zakat,dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki,maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.(QS Al Mukminuun:1-6).
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT memberitahu kepada umat manusia tentang orang-orang yang beruntung dan bahagia dalam hidup mereka.Mereka itu adalah orang yang imannya sempurna dan berfungsi, mereka itu orang-orang yang shalatnya khusyu’ dan baik, mereka itu orang-orang yang menghindari/ menjauhi apa yang tidak berguna,,mereka itu orang-orang yang menunaikan zakat serta apa yang bersifat sosial atau kepentingan masyarakat dan mereka itu orang-orang menjaga diri dalam hubungan seksual kecuali dengan istri mereka.Mereka semua itu adalah orang-orang yang berperilaku mentalitas Islami yang tinggi.