Doa adalah suatu permohonan kepada Allah, seorang hamba selalu memohon diberikan kehidupan yang baik, bahagia dan sejahtera. Mengapa manusia memohon kepada Allah, karena manusia adalah makhluk yang lemah, tiada daya kekuatan kecuali diberikan oleh Allah. Allah menciptakan kebaikan tapi juga menciptakan keburukan, Allah menciptakan kesejahteran tapi Allah juga menciptakan musibah, bencana dan malapetaka.
Ketika manusia diberikan anugerah, kebahagiaan dan kesejahteraan maka sudah sepatutnya bersyukur kepada Zat yang Maha Pemberi dan bila diberikan musibah, bencana dan malapetaka maka kewajibannya adalah bersabar disertai dengan usaha dan ikhtiar. Karena bila Allah menghendaki suatu kebaikan kepada hamba-Nya maka tidak ada yang dapat menghalangi, sebaliknya bila Allah menghendaki suatu keburukan maka tak ada pula yang dapat mencegahnya. Karena Allah Maha Kuasa untuk menciptakan, Maha Kuasa pula untuk menjaga dan melindungi. Tak ada manusia yang mau mendapat musibah dan bencana, manusia inginnya hidupnya selalu aman, sejahtera dan bahagia. Apa yang terjadi adalah merupakan perwujudan dan rencana dan telah dibuat.
Sebelum munculnya wabah virus corona (Covid-19) tiap orang tentu sudah merencanakan suatu kegiatan. Kebetulan wabah pendemi ini muncul berdekatan dengan akan datangnya bulan suci Ramadhan. Yang punya usaha pariwisata tentu sudah menyiapkan segala sesuatunya, armada bus, rumah makan, penginapan, pembenahan tempat ibadah, makam, jajanan, hasil kerajinan, pakaian semua sudah dipersiapkan, semuanya mengharapkan keuntungan yang berlimpah. Apa yang terjadi dengan kondisi wabah virus corona ini?
Takmir masjid juga sudah merencanakan beberapa macam kegiatan, pesantren kilat, buka bersama, shalat tarowih berjamaah, tadarus Alquran, peringatan Nuzulul Qur’an, iktikaf, pengumpulan dan pentasyarufan zakat, shalat Idul Fitri dan halal bihalal. Pada Kantor/ Dinas/ Instansi/ Lembaga juga sudah menyusun agenda acara pada bulan Ramadhan. Ternyata muncul pandemi yang belum pernah terjadi, pandemi yang mengglobal, semua negara disibukkan dengan urusan untuk bertahan diri dari serangan wabah Covid-19. Tenaga media, polisi, tentara, tokoh agama, tokoh masyarakat berjuang mensosialisasikan upaya pencegahan, para ilmuan berjuang untuk menemukan vaksin. Semua bahu-membahu untuk mengembalikan kondisi dunia agar kembali kondusif. Rasulullah memberikan tuntunan doa:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
"Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan perasaan cukup." (HR. Muslim, hadits nomor 4898)
Hadits yang singkat ini mempunyai makna yang luas, manusia menyadari menjadi makhluk yang lemah, maka manusia meminta agar diberikan:
1. Petunjuk, adalah jalan terang, manusia diberikan agama maka dia telah diberikan petunjuk, karena didalam agama tentu mempunyai kitab suci. Di dalam kitab suci itulah menusia mempunyai pedoman hidup, bukan hanya untuk meraih kebahagiaan di dunia saja namun lebih dari itu, kebahagiaan di akhirat. Kebahagiaan di dunia tentu ada batasnya demikian pula kesengsaraan di dunia juga ada batasnya. Namun bila kebahagian di akhirat adalah selamanya. Simbol kebahagian di akhirat adalah di masukkan ke surga, bila sudah masuk ke dalam surga maka tidak akan mengalami kesengsaraan lagi, untuk selamanya di surga. Namun bila masuk ke dalam neraka maka kemungkinan akan bisa masuk ke surga selagi dosa-dosanya mendapat ampunan, akan mengakhiri kesengsaraan di neraka menuju kebahagiaan di surga. Kesengsaraan ini akan berlangsung lama tergantung dari dosa-dosa yang dimiliki, namun bisa jadi selamanya di dalam neraka, karena tidak mendapat ampunan Allah SWT. Karena itu mintalah selalu petunjuk kepada Allah agar selalu diberikan kemantapan dalam melaksanakan tuntunan syariat Islam.
2. Mohon di beri taqwa. Mohon kepada Allah untuk diberikan kemampuan untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangannya. Karena itu di dalam Alqur’an Allah telah memberikan gambaran tentang tanda-tanda orang-orang yang bertaqwa. Dengan taqwa itu maka Allah akan memberikan rizqi dari arah yang tidak terduga. Sering kali kita temui ada orang yang merasa bersyukur kepada Allah atas anugerah yang diterimanya. Ketika dalam kondisi kesulitan diberi kemudahan dan jalan terang oleh Allah, ketika dalam kondisi kekurangan namun tetap merasa diberikan keberkahan dan kecukupan. Bahkan dalam setiap saat selalu mensyukuri bahwa dirinya dan keluargaanya diberikan kesehatan. Dirinya membayangkan tetangganya yang sedang sakit bahkan ada yang sedang berjuang antara hidup dan mati. Ternyata kesehatan adalah rizqi yang sangat bernilai dan melebihi atas harta yang dimiliki.
3. Mohon untuk diberi kesucian diri. Mohon kepada Allah agar dijauhkan dari segala hal yang diharamkan oleh Allah, sehingga akan meraih kehormatan diri. Haram adalah larangan Allah, bila larangan dilaksanakan maka akan menjadi orang yang kotor, hatinya ternoda, sehingga dalam berperilaku akan lebih mendahulukan hawa nafsu. Maka hamba yang baik adalah yang senantiasa menjaga diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah, dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjalankan perintah Allah.
4. Mohon diberikan kecukupan. Dalam kondisi apapun dan di mana pun merasa cukup kepada Allah. Tidak meminta kepada selain Allah, maka akan menjadi orang yang kaya hati(jiwa) dan tidak rendah, karena butuh kepada manusia berarti hina dan rendah sedangkan butuh kepada Allah berarti mulai dan ibadah.
(Syaikh Muhammad Al Utsaimin, Syarah Riyadhus Shalihin, Darul Falah, Jakarta, 2008: 449)
Kehidupan manusia bersifat dinamis, segala peristiwa dunia baik itu yang diinginkan atau tidak diharapkan adalah suatu kemungkinan yang bagi Allah adalah suatu kepastian. Tiada satupun yang terjadi di dunia kecuali atas kehendak Allah. Manusia meminta, Allah yang akan memenuhi, manusia berusaha dan berikhtiar Allah yang memutuskan. Tugas manusia hanya beusaha dan berikhtiar, karena itu setiap peristiwa hendaknya diterima dengan ikhlas dan sabar.