Mendengar kata jihad, kebanyakan orang merasa miris, takut dan khawatir. Mereka beranggapan jihad adalah p*rang, sehingga kata itu banyak orang yang menjadi sinis dan menjauh.
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْۗ وَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ. فَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَجَاهِدْهُمْ بِهٖ جِهَادًا كَبِيْرًا. وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi, menghindari apa yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa mendapat petunjuk dari Allah sehingga kita akan menjadi orang yang selamat fiddini waddunya wal akhirat, amin Allahumma amin.
Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dalam buku Ensiklopedia Pengetahuan Alquran dan Hadist, merangkum ayat-ayat dalam Alquran yang menerangkan tentang ciri-ciri orang yang beriman ada lima . 1) taat, 2) jihad, 3 hijrah, 4) memberi pertolonga dan kedamaian, 5) mengakui kebenaran Alquran. Pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan tentang jihad. Kata jihad disebutkan di dalam Alquran surat Al Anfal ayat 74:
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ
“ Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, serta orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang mukmin yang sebenarnya. Bagi mereka ampunan (yang besar) dan rezeki yang mulia.
Kata jihad merupakan salah satu dari sekian banyak kata dalam bahasa Arab yang kadang disalahartikan atau disalahpahami. Jihad berasal dari jahada yang berarti bersungguh-sungguh atau usaha keras. Dari kata ini selanjutnya ada tiga kata jadian yang maknanya sering dipisahkan dan seakan tidak memiliki kaitan. Tiga kata tersebut adalah 1) jihad, 2) mujahadah, 3) ijtihad.
Kata jihad sering dipahami secara terburu-buru sebagai sungguh-sungguh dengan otot, sehingga sering diartikan dengan perang fisik. Mujahadah berarti sungguh-sungguh dengan hati sehingga sering dipakai oleh para sufi . Adapun ijtihad diartikan sungguh-sungguh dengan pikiran. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujahid. Orang yang melakukan mujahadah disebut salik atau sufi yaitu orang yang menempuh jalan. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid.
Dari kata jahada, jihad, mujahadah dan ijtihad memang dapat dibedakan, tetapi ketiganya memiliki makna integral dan tidak dapat dipisahkan. Sebab otot hati dan pikiran adalah tiga hal yang membentuk kepribadian manusia secara sempurna, karena itu mendifinisikan jihad dengan perang fisik semata sangatlah tidak tepat; Kekurangtepatan jihad diartikan dengan p*rang fisik tampak jelas ketika nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pulang dari P*rang Badar dan bersabda:
رجعت من الجهاد الأصغار الى الجهاد الأكبار فقيل وما جهاد الأكبار يارسول الله؟ فقال الجهاد النفس
“Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar. Lalu sahabat bertanya, “Apakah jihad akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu.”. (HR, hadis riwayat Baihaqi.
Yang dimaksud dengan perang kecil dalam sabdanya itu adalah P*rang Badar, yang untuk ukuran perang fisik pada waktu itu sangat besar. Sedangkan yang dimaksud p*rang besar adalah memerangi hawa nafsu. Memerangi hawa nafsu jelas bukan p*rang fisik tetapi memerangi nafsu itu sendiri. Memerangi nafsu sendiri bukan berarti bunuh diri misalnya dengan menembak atau menggantung diri. Memerangi diri justru dengan membangun kesadaran diri melalui proses mujahadah. Dalam Alquran kata jahada yang derivasinya disebut sebanyak 41 kali dari penyebutan sebanyak itu pengungkapan jihad sebagai perang melawan orang kafir QS At Tahrim 9, Al-Furqon 52 lebih sedikit dibanding dengan jihad dalam pengertian seperti jihad dengan pikiran dan jihad melawan hawa nafsu.
Seperti disebutkan arti jihad pada hakekatnya adalah memerangi diri sendiri seperti yang tersebut dalam Al Quran surat Al Ankabut ayat 6. Alquran menegaskan demikian karena tidak sedikit di antara kita yang kalah dan tidak berhasil dalam membentuk nafsu kedirian kita. Jihad karenanya menjadi sebuah kewajiban. Kewajiban jihad itu meliputi pembelaan terhadap kebebasan beragama, Alquran surat Al Hajj ayat 39-41, membela diri Alquran surat Albaqarah ayat 190 dan membela orang-orang yang tertindas yang membutuhkan pertolongan surat Annisa’ ayat 75.
Selain itu jihad juga dapat menjadi tolak ukur untuk menguji tinggi rendahnya keimanan dan komitmen seseorang Alquran surat Muhammad ayat 31, Ali Imran ayat 142, dengan jihad bisa dibedakan mana yang benar-benar sabar dan beriman dan mana yang tidak. Alquran berkali-kali menegaskan bahwa jihad bisa dilakukan dengan berbagai cara namun Intinya bisa dengan jiwa dan harta surat Al Imron ayat 142 Al Anfal ayat 72 Taubat 88 dan lainnya karenanya kedudukannya yang penting itu Alquran juga menjelaskan posisi jihad sejajar dengan iman kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan sebagainya jelas bahwa jihad tidak identik dengan perang yang karenanya pula jihad tidak dapat berarti menghalalkan segala bentuk perilakunya memiliki kelebihan dibanding mereka yang tidak melakukannya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ