Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda jika beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik bila tidak bisa berkata yang baik maka lebih baik diam. Ucapan adalah satu hal yang sangat bermakna bagi manusia, ucapan yang baik akan menimbulkan akibat yang baik, sebaliknya ucapan yang tidak baik maka akan menimbulkan akibat yang tidak baik.
Terhadap teman ada kalanya kita mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak perlu diucapkan, tapi kadang kala tanpa disengaja atau mungkin disengaja atau bisa jadi menurut dia adalah suatu hal yang wajar tetapi bagi lawan bicara adalah menimbulkan sesuatu yang tidak enak. Ada seorang teman yang sudah lama tidak bertemu, tentu yang diharakan dari pertemuan itu akan mendatangkan kebahagiaan, bahkan diantara teman akan saling menghargai dan membanggakan. Namun tidak dengan teman ini, dia justru mengucapkan kata-kata “kamu kok masih tetap kecil, kamu kok masih tetap kurus, kamu kok nampak pucat”. Perlukah ucapan demikian ini diucapkan kepada temannya yang baru di bertemu, apalagi ketika pertemuan atau ucapan itu bersamaan dengan teman-teman yang lainnya.
Sesungguhnya hal yang demikian ini tidak perlu di ucapkan, karena dengan teman yang sudah lama tidak bertemu yang seharusnya bisa menunjukkan rasa simpatik. Bisa jadi hal ini menjadi momentum untuk melepaskan rasa rindu, rasa ingin bertemu dengan temannya untuk menyampaikan atau memberikan sambutan dan respek yang baik. Tetapi kesan yang pertama kali muncul justru hal yang tidak mengenakkan di mana temannya mengucapkan kata-kata yang tidak sempatasnya untuk diucapkan. Rasa kesal dan justru akan merendahkan martabatnya sebagai manusia yang bertabat buruk.
Hal yang demikian ini tentu saja perlu kita berhati-hati, karena melihat apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW, barang siapa beriman dan bertakwa kepada Allah maka berkatalah yang baik, kalau tidak bisa berkata yang baik maka lebih baik diam. Bahkan dalam Alquran Allah berfirman:
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS. Al Baqarah: 263)
Begitu bernilainya ucapan yang baik, sehingga menjadi kebaikan yang melebihi nilai pahala shadaqah yang diikuti dengan menyakiti. Karena itu menjaga lisan adalah yang penting agar ucapannya akan mendatangkan kebaikan. Lidah tidak bertulang, tapi ucapannya bisa lebih keras dari tulang, lebih tajam dari pada pisau. Setiap ucapan yang telah keluar tidak bisa ditarik kembali, setiap ucapan merupakan ekspresi dari hati. Hati yang mulia maka ucapannya akan lebih baik dan mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan.