Pada suatu pagi Ahad 21 Juni 2010 nampak ada seorang laki-laki yang sedang membersihkan masjid Yayasan Amal Bakti muslim Pancasila (YAMP) Nurul Falah Mendolo Wonosobo. Laki-laki itu bernama Pak Keling yang mengabdikan diri untuk merawat kebersihan masjid sejak tahun 2012. Dia membersihkan masjid meliputi menyapu, mengepel, membersihkan dinding, kaca dan semua yang berkaitan dengan masjid, termasuk kebersihan toilet, kamar mandi dan tempat wudhu. Pada pagi itu dia bekerja dengan tekun dan semangat, tak ada tanda-tanda merasa berat, semua dilaksanakan mengalir sesuai kebutuhan.
Masjid yang berada di tepi jalan raya dan berada di antara perkantoran, sekolah, rumah sakit, dengan tempat parkir yang luas sehingga menjadi tempat persinggahan yang strategis bagi para musafir. Dengan kondisi ini maka membutuhkan kebersihan dan perawatan secara terus-menerus, bila masjidnya bersih maka akan mendatangkan rasa nyaman untuk beribadah. Pak Keling yang berangkat bekerja setelah shalat subuh dan pulang pada sore atau malam. Karena disamping merawat masjid dia juga merawat gedung haji dan menyapu jalan raya sebagai petugas kebersihan, pekerjaan ini dilakukan secara bergantian. Tetapi waktu yang lebih banyak untuk mengurusi kebersihan masjid.
Pak Keling yang mempunyai tips sendiri ketika mengingatkan pada jamaah untuk selalu menjaga kebersihan, berikut penuturan beliau yang disampaikan dengan bahasa Jawa:
“Menawi wonten tiyang bucal sampah kula tututi lajeng kula pundhut, biasane tiyang punika pirsa. Mila kula mikir, piyambake ugi mikir menawi piyambakipun lepat, amargi sampun bucal sampah sawiyah-wiyah. Sahingga ing sanes wekdal piyambakipun badhe bucal sampah wonten panggenan ingkang sampun dipun cawisaken”.
Bila ada orang yang membuang sampah terus saya ikuti dan saya ambil sampahnya, biasanya orang tersebut melihat saya memungut sampahnya. Saya berfikir kalau dia juga berpikir telah berbuat salah karena telah membuang sampah sembarangan, sehingga di lain waktu dia akan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
Inilah teguran Pak Keling yang mempunyai kiat tersendiri untuk menegur orang yang tekah membuang sampah secara sembarangan. Dan mengingatkan agar dibuang pada tempat yang telah disediakan. Sampah yang berantakan akan membuat suasana menjadi tidak nyaman, terlihat kumuh, bisa menjadi sarang nyamuk dan lalat sehingga bisa mendatangkan berbagai macam penyakit. Karena itu permasalahan sampah sebenarnya menjadi permasalahan bersama maka cara mengatasinya juga hendaknya secara bersama-sama. Jadi bila di suatu tempat umum terlihat bersih, berarti ada orang yang telah membiasakan untuk hidup bersih, bila ada orang yang bertugas untuk membersihkan tempat tersebut bukan berarti bahwa kita bisa membuang sampah secara sembarangan,tetapi tetaplah buang sampah pada tempatnya.
Banyak terjadi musibah dan bencana, tanah longsor, banjir disebabkan karena saluran tersumbat oleh sampah, hal ini karena dilakukan oleh manusia yang suka membuang sampah secara sembarangan. Dampaknya akan menjadi lebih luas, tidak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga merugikan orang lain, karena itu mulai sekarang hendaknya untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
Pak Keling adalah salah satu contoh, dia orang biasa, dia menyadari kalau ada orang membuang sampah menegur dengan kata-kata kadangkala akan menimbulkan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi orang yang mendengarnya. Mungkin orang yang ditegur akan mengatakan, dia siapa, berani menegur saya. Karena yang menegur adalah orang yang biasa-biasa saja, karena itu, orang yang biasa-biasa saja cara menegurnya adalah dengan perbuatan. Karena itu malulah pada dirinya sendiri, ketika ada orang yang biasa memungut sampah yang telah dibuangnya. Karena sesungguhnya kemuliaan seseorang bukan dilihat dari segi fisiknya (gagah atau cantiknya), penampilannya, kekayaannya tetapi dilihat dari hati dan amal perbuatannya.
Semoga contoh yang telah diberikan oleh Pak Keling ini bisa menjadikan inspirasi bagi kita sekalian untuk senantiasa mewujudkan kebersihan dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal yang sedikit/ kecil dan dimulai dari sekarang (tidak usah menunggu waktu yang akan datang).
Masjid Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila Mendolo Wonosobo |
Masjid yang berada di tepi jalan raya dan berada di antara perkantoran, sekolah, rumah sakit, dengan tempat parkir yang luas sehingga menjadi tempat persinggahan yang strategis bagi para musafir. Dengan kondisi ini maka membutuhkan kebersihan dan perawatan secara terus-menerus, bila masjidnya bersih maka akan mendatangkan rasa nyaman untuk beribadah. Pak Keling yang berangkat bekerja setelah shalat subuh dan pulang pada sore atau malam. Karena disamping merawat masjid dia juga merawat gedung haji dan menyapu jalan raya sebagai petugas kebersihan, pekerjaan ini dilakukan secara bergantian. Tetapi waktu yang lebih banyak untuk mengurusi kebersihan masjid.
Pak Keling yang mempunyai tips sendiri ketika mengingatkan pada jamaah untuk selalu menjaga kebersihan, berikut penuturan beliau yang disampaikan dengan bahasa Jawa:
“Menawi wonten tiyang bucal sampah kula tututi lajeng kula pundhut, biasane tiyang punika pirsa. Mila kula mikir, piyambake ugi mikir menawi piyambakipun lepat, amargi sampun bucal sampah sawiyah-wiyah. Sahingga ing sanes wekdal piyambakipun badhe bucal sampah wonten panggenan ingkang sampun dipun cawisaken”.
Bila ada orang yang membuang sampah terus saya ikuti dan saya ambil sampahnya, biasanya orang tersebut melihat saya memungut sampahnya. Saya berfikir kalau dia juga berpikir telah berbuat salah karena telah membuang sampah sembarangan, sehingga di lain waktu dia akan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
Pak Keling sedang membersihkan kaca masjid |
Inilah teguran Pak Keling yang mempunyai kiat tersendiri untuk menegur orang yang tekah membuang sampah secara sembarangan. Dan mengingatkan agar dibuang pada tempat yang telah disediakan. Sampah yang berantakan akan membuat suasana menjadi tidak nyaman, terlihat kumuh, bisa menjadi sarang nyamuk dan lalat sehingga bisa mendatangkan berbagai macam penyakit. Karena itu permasalahan sampah sebenarnya menjadi permasalahan bersama maka cara mengatasinya juga hendaknya secara bersama-sama. Jadi bila di suatu tempat umum terlihat bersih, berarti ada orang yang telah membiasakan untuk hidup bersih, bila ada orang yang bertugas untuk membersihkan tempat tersebut bukan berarti bahwa kita bisa membuang sampah secara sembarangan,tetapi tetaplah buang sampah pada tempatnya.
Banyak terjadi musibah dan bencana, tanah longsor, banjir disebabkan karena saluran tersumbat oleh sampah, hal ini karena dilakukan oleh manusia yang suka membuang sampah secara sembarangan. Dampaknya akan menjadi lebih luas, tidak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga merugikan orang lain, karena itu mulai sekarang hendaknya untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
Ruang untuk shalat |
Pak Keling adalah salah satu contoh, dia orang biasa, dia menyadari kalau ada orang membuang sampah menegur dengan kata-kata kadangkala akan menimbulkan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi orang yang mendengarnya. Mungkin orang yang ditegur akan mengatakan, dia siapa, berani menegur saya. Karena yang menegur adalah orang yang biasa-biasa saja, karena itu, orang yang biasa-biasa saja cara menegurnya adalah dengan perbuatan. Karena itu malulah pada dirinya sendiri, ketika ada orang yang biasa memungut sampah yang telah dibuangnya. Karena sesungguhnya kemuliaan seseorang bukan dilihat dari segi fisiknya (gagah atau cantiknya), penampilannya, kekayaannya tetapi dilihat dari hati dan amal perbuatannya.
Semoga contoh yang telah diberikan oleh Pak Keling ini bisa menjadikan inspirasi bagi kita sekalian untuk senantiasa mewujudkan kebersihan dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal yang sedikit/ kecil dan dimulai dari sekarang (tidak usah menunggu waktu yang akan datang).