Musibah adalah suatu kejadian yang menimpa pada diri manusia yang tidak pernah dikehendaki. Dengan musibah,orang akan menjadi bersedih, namun musibah bagi orang-orang yang beriman akan menjadikan kadar keimanan semakin meningkat.
Orang yang beriman menyadari dengan sepenuh hati bahwa musibah itu terjadi atas qadha dan qadar Allah. Ketika bersabar dalam menerima musibah maka akan muncul keyakinan bahwa Allah SWT akan menggantikan dengan yang lebih baik.
عجبا للمؤمن لا يقضى الله له قضاء الا كان خيرا له ان أصابته ضراء صبر فكان خيرا له وان اصابته سراء شكر فكان خيراله وليس ذالك لاحد الا للمؤمن (متفق عليه)
Artinya:
Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin itu. Allah tidak menetapkan suatu keputusan baginya melainkan keputusan itu baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka yang demikian itu lebih baik baginya. Jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu adalah lebih baik baginya. Dan hal tersebut tidak akan menjadi milik seorangpun kecuali orang mukmin. (Muttafaqun “Alaihi)
Musibah yang menimpa manusia bisa bewujud kekurangan harta, kehilangan kesempatan, kehilangan jiwa. Sudah banyak terjadi ketika banyak orang sedang terlena dalam kesenangan dan kebahagian dunia yang penuh tipuan, berfoya-foya dengan mobil mewah, gadget canggih dan bermerk yang saat ini harganya mencapai jutaan rupiah atau sebaliknya, sedang murung karena keputusasaan. Disaat ini musibah datang, rumah, harta, jiwa bahkan keluarganya terpendam oleh longsoran tanah karena bendungan yang jebol. Atau tertimbun tanah yang longsor akibat lahan yang kritis.
Bisa jadi kehilangan jiwa, karena tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa bumi seperti yang belum lama ini dialami oleh saudara-saudara kita di Sumatera Barat. Akankah nyawa meninggalkan raga ketika diri kita jauh dari Allah, hanya Allah Maha Tahu, dan kita hanya berusaha selalu dalam keimanan.
Karena itu ketika musibah datang dan menghampiri kita sehingga mengakibatkan kematian, maka tiada lagi kesempatan untuk menambah amal ibadah. Karena itu kesempatan untuk melakukan amal ibadah mulailah dari sekarang, mulailah dari hal yang kecil dan mulailah dari diri sendiri.
Orang yang beriman menyadari dengan sepenuh hati bahwa musibah itu terjadi atas qadha dan qadar Allah. Ketika bersabar dalam menerima musibah maka akan muncul keyakinan bahwa Allah SWT akan menggantikan dengan yang lebih baik.
عجبا للمؤمن لا يقضى الله له قضاء الا كان خيرا له ان أصابته ضراء صبر فكان خيرا له وان اصابته سراء شكر فكان خيراله وليس ذالك لاحد الا للمؤمن (متفق عليه)
Artinya:
Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin itu. Allah tidak menetapkan suatu keputusan baginya melainkan keputusan itu baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka yang demikian itu lebih baik baginya. Jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu adalah lebih baik baginya. Dan hal tersebut tidak akan menjadi milik seorangpun kecuali orang mukmin. (Muttafaqun “Alaihi)
Musibah yang menimpa manusia bisa bewujud kekurangan harta, kehilangan kesempatan, kehilangan jiwa. Sudah banyak terjadi ketika banyak orang sedang terlena dalam kesenangan dan kebahagian dunia yang penuh tipuan, berfoya-foya dengan mobil mewah, gadget canggih dan bermerk yang saat ini harganya mencapai jutaan rupiah atau sebaliknya, sedang murung karena keputusasaan. Disaat ini musibah datang, rumah, harta, jiwa bahkan keluarganya terpendam oleh longsoran tanah karena bendungan yang jebol. Atau tertimbun tanah yang longsor akibat lahan yang kritis.
Bisa jadi kehilangan jiwa, karena tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa bumi seperti yang belum lama ini dialami oleh saudara-saudara kita di Sumatera Barat. Akankah nyawa meninggalkan raga ketika diri kita jauh dari Allah, hanya Allah Maha Tahu, dan kita hanya berusaha selalu dalam keimanan.
Karena itu ketika musibah datang dan menghampiri kita sehingga mengakibatkan kematian, maka tiada lagi kesempatan untuk menambah amal ibadah. Karena itu kesempatan untuk melakukan amal ibadah mulailah dari sekarang, mulailah dari hal yang kecil dan mulailah dari diri sendiri.