Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dalam hal penciptaannya (laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim). Kesempurnaan ini dapat dilihat:
1. Jasmani: adalah wujud nyata dari hal yang dapat dilihat melalui panca indra, tubuh manusia yang terdiri dari kaki, tangan, perut, lambung, dada, leher, kepala. Termasuk segala yang tersembunyi didalam tubuh manusia yang terbungkus oleh kulit dan daging sekalipun tidak terlihat termasuk dalam kategori jasmani, seperti usus, jantung, paru-paru, hati, darah. Semuanya adalah suatu yang amat sempurna. Fungsi dan manfaatnya antara yang satu dengan yang lainnya berbeda, namun berada dalam satu komando rohaninya. Semuanya bergerak sesuai dengan ritmenya masing-masing.
2. Rohani : adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat melalui panca indra, namun bisa dirasa, dilihat dan berakibat pada sisi kehidupan manusia. Karena rohani manusia yang akan menuntut pada peri kehidupannya. Rasul telah mewartakan:
الا وان فى الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسدالجسد كله الا وهى القلب (رواه البخارى
" Ketahuilah bahwa didalam tubuh tedapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh, itulah yang dinamakan hati". (HR. Buchari)
Bila kita bandingkan antara ciptaan Allah dengan ciptaan manusia. Manusia adalah ciptaan Allah secara langsung, namun dengan kekuasaan Allah, manusia diberikan kesempurnaan berupa jasad, rohani yang terdiri dari ruh, jiwa, hati dan nafsu serta diberi petunjuk berupa agama. Sehingga manusia dapat menghasilkan cipta rasa dan karsa dalam bentuk ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Dari itulah tercipta beraneka macam sarana penunjang kehidupan manusia, seperti tempat produksi, sarana budidaya, alat transportasi, media komunikasi, hiburan dan lain-lain.
Suatu saat ada seorang sopir yang mengendari kendaraan bersama dengan keluarganya, pada awal perjalanan kendaraan dapat berjalan dengan lancar, gas, kopling, prosneleng, rem, lampu reeting, lampu sain, spion, roda, kipas, ac, mesin, karbulator, semua dapat berjalan dengan lancar. Sopir merasa puas, demikian pula keluarga yang dibawanya merasa puas karena waktu perjalanan sesuai dengan harapannya. Kondisi ini bertolak belakang dengan kepulangannya. Ditengah-tengah perjalanan sopir merasa yakin dengan kendaraannya, walaupun kendaraan tidak begitu baik namun ternyata dapat mengimbangi kendaraan-kendaran tipe baru yang cenderung masih span. Keyakinan ini menjadi sirna atau berkurang ketika dalam laju kendaraan tiba-tiba laju kendaraan tersendat-sendat. Feeling sopir teringat dahulu ketika membawa kendaraan yang sama pernah mengalami hal yang demikian bahkan kendaran tidak bisa berjalan karena mesin mati. Ternyata apa yang terjadi waktu itu filter bensinnya kotor. Filter bensin kotor maka bensin tidak bisa mengalir sehingga bahan bakar tidak berfungsi.
Satu unsur mekanik tidak berfungsi maka seluruh kendaraan tidak berfungsi. Bisakah bensin pada kendaran bermotor diibaratkan seperti darah didalam tubuh manusia. Bila organ tubuh dapat berfungsi dengan baik maka metabolisme tubuh akan baik, namun bila system imunitas tubuh menurun, maka akan mengakibatkan sesuatu yang tidak stabil. Bagaimanakah system kerja jantung yang memompa dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Bila pembuluh darah tersumbat atau pembuluh darah menyempit maka distribusi darah dan oksigen akan berkurang, detak jantung akan berhenti dan inilah tanda-tanda kematian. Penyakit jantung coroner adalah salah satu wujud tersumbatnya peredaran darah keseluruh tubuh.
Sistem kerja dalam tubuh manusia sehingga melahirkan sekolah kedokteran, kerangka tubuh manusia sehingga melahirkan fakultas technic, mekanik dan kontruksi bangunan. Subhanallah, Allahu Akbar, Maha Suci Allah hambanya akan selalu mengagungkan kebesaran-Nya. Kesempurnaan manusia malahirkan budaya dan teknologi.
Namun banyak terjadi, bahwa kesempurnaan manusia terkadang banyak manusia yang tidak menyadarinya, sehingga derajat kemuliannya dari waktu-kewaktu menjadi menurun, dan semakin menurun sampai pada derajat terendah yaitu lebih rendakh dari binatang.
“ Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’rof: 179)
Dalam ayat Alquran tersebut ada tiga organ tubuh manusia yaitu hati, mata, telinga dalam makna biologis adalah sama dengan binatang. Namun hati dalam makna ruhaniyah hanya dimiliki oleh manusia, karena disanalah manusia dapat memikirkan, merenungkan eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk pribadi dan makhluk sosial. Dimana konsep ruhaniyah dimanapun berada akan menyadari bahwa dirinya sebagai makhluk Tuhan. Namun bila eksistensi diri tidak pernah disyukuri, dihayati dan pahami maka manusia akan lebih rendah dari binatang ternak ” mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi”.
Hati, mata dan telinga dalam arti biologis dan spiritual adalah merupakan wujud kekuasaan Allah. Dalam penciptaan ini Allah mempunyai misi tertentu untuk mengemban tugas sebagai hamba Allah dan khalihah-Nya. Dalam setiap tarikan nafas, tetesan darah akan dicatat dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Karena itu dalam penciptaannya itu Allah menurunkan wahyu untuk menuntun kehidupan manusia, agar kesempurnaan manusia tidak sia-sia. Karena itu hidup tanpa aturan akan terjadi hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Bahkan manusia yang satu akan memangsa manusia yang lain “homo homoni lupus”.