Malas merupakan sifat buruk manusia yang hendaknya dihindari, bila ingin menjadi orang yang sukses meraih prestasi, karya dan karier. Banyak orang yang melihat kesuksesan dan keberhasilan orang lain dari hasil yang mereka peroleh. Ada keluarga yang dapat mewariskan kesuksesannya kepada anak-anaknya, orang berhasil mendidik anak-anaknya menjadi anak yang shalih dan shalihah. Namun orang yang melihat keberhasilan orang lain ini tidak melihat betapa proses perjalanan hidup yang harus dijalankan. Orang yang sukses kadang tidak memperdulikan waktu, orang yang selalu siap menghadapi segala macam resiko, orang yang dalam hidupnya selalu dipenuhi dengan semangat dan perjauangan. Tekun, ulet, rajin dan berdisplin selalu menjadi prinsip hidupnya. Sehingga orang yang demikian ini tidak pernah melalaikan kesempatan yang telah ada. Kesempatan datangnya hanya sekali, maka amat disayangkan bila menyia-nyiakan kesempatan.
Ada lagi orang yang memperoleh sesuksesan, dapat membangun perusahaan dengan karyawan yang banyak, rumah dan kendaraannya serba mewah, saat hari libur senantiasa menyempatkan hari-harinya untuk berkumpul bersama keluarganya. Orang yang suka bermalas-malasan suatu saat berjalan-jalan menyaksikan pemandangan kehidupan yang serba wah. Pemandangan itu berupa rumah, bangunan dan kendaraan, mereka hanya terkagum-kagum saja, merasa iri dan memandang dirinya sebagai orang yang kecil yang tidak berdaya. Bila hal ini dibiarkan tentu akan mengakibatkan pribadi yang rendah diri (minder), namun bila dorongan keinginan yang kuat untuk dapat meraihnya secara instan maka akan terdorong melakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan sedang kaidah syar’i maupun negara. Seperti ingin memiliki harta dan kekayaan orang lain dengan jalan pintas, misalnya dengan mencuri, merampok, merampas atau jual beli barang haram dan sebagainya. Orang yang demikian inipun karena melihat kesuksesan orang lain pada saat itu, tidak melihat proses, perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan dengan terus menerus dan bersungguh-sungguh, tidak pernah berputus asa. Bahkan setelah selesai melakukan perbuatan maka akan bersegera melakukan perbuatan yang lain. Orang yang demikian ini tidak mengenal kata malas.
Sabaliknya orang yang berkarakter buruk, selalu menghindar dari kegala macam kesempatan, peluang, bahkan perencanaan yang telah diprogramkan juga tidak pernah dijalankan, karena malas. Penyakit malas ini datangnya secara tiba-tiba, bahkan kadang tidak pernah memperhitungkan akibat dari sikap malas ini. Dapat di bayangkan bagaimana seorang yang telah membuat perjanjian dengan klien, misalnya rencana mau bertemu disuatu tempat untuk membuat kesepakan bersama. Ketika waktunya hampir sampai, tiba-tiba dibatalkan karena alasan-alasan yang sepela, bahkan kadang-kadang alasan itu di buat-buat untuk melegalkan alasan pembatalan.
Orang yang malas selalu memandang setiap pekerjaan akan dapat dilakukan dengan cepat pada waktu yang lain, sehingga mereka sering menunda-nunda pekerjaan. Padahal waktu yang akan datang kadang masih malas juga untuk diselesaikan. Dengan kondisi yang demikian ini maka pekerjaan akan selalu menumpuk sehingga menjadi permasalahan yang sulit untuk dicari jalan keluarnya, diibaratkan seperti benang kusut yang susah untuk dicari ujung dan pangkalnya.
Seandainya menjadi seorang pelajar yang malas untuk belajar, bagaimanakah dengan kegiatan belajarnya, tentu akan ketinggalan dan prestasi akademisnya menurun. Bila seorang pedagang malas untuk membuka tokonya lebih awal karena malas, betapa banyak pelanggan yang menjadi kecewa sehingga kehilangan banyak pelanggan. Bila malas bangun pagi maka hari-harinya akan terasa lebih pendek dan hidup menjadi kurang bermakna. Seorang petani bermalas-malasan untuk bekerja kesawah maka hasil panennya akan menurun. Bila karyawan malas untuk berangkat lebih awal maka akibatnya hidupnya akan terlalau banyak resiko, gaya hidup yang semrawut. Bila itu pelajar bermalas-malasan ketiap akan berangkat sekolah, maka akan terlambat masuk kelas sehingga belajar tidak dengan normal karena harus menyelesaikan hukuman terlebih dahulu. Dan tentunya masih banyak lagi akibat dari sikap malas itu.
Mengapa manusia cenderung bersikap malas, hal ini tidak lain karena tidak mau mengambil kesempatan, sikap ini akan menjadi lebih parah bila tidak segera diatasi. Cara mengatasinya adalah dengan cara memerangi sikap malas itu. Tidak ada kesuksesan dan keberhasilan bila diikuti dengan sikap malas, tidak ada kebahagiaan bila hanya bermalas-malasan. Ahli hikmah mengatakan “ man jadda wajada” siapa yang bersungguh-sungguh maka kelak akan menuai keberhasilan.
Kiat mengatasi rasa malas:
1. Bangkitkan bangkitkan energi dalam diri kita, bahwa bermalas-malasan adalah perbuatan yang tidak berguna dan kelak akan mendatangkan penyesalan. Hal ini harus disadari betapa dahulu ketika pernah bermalas-malasan ternyata telah kehilangan kesempatan untuk meraihnya. Sehingga kesempatan tersebut akhirnya diambil orang lain.
2. Menumbuhkan kebiasaan disiplin diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.
3. Berolahraga yang teratur dan terukur. Olah raga salah satu upaya untuk menstabilkan metabolisme tubuh, peredaran darah semakin lancar, otot-otot bekerja dengn aktif demikian pula susunan urat syaraf. Namun tentu saja harus terukur, kalu untuk menjaga kebugaran tubuh dengan senam, jalan, bersepeda, lari-lari kecil asal dilakukan dengan rutin tentu akan tercipta kebugaran, sehingga akan selalu sigam dalam menghadapi segala macam pekerjaan.
4. Makan dan istirahat yang teratur dan terukur. Makan dan istirahat kadang menjadi satu kesatuan, karena makan yang berlebihan dalam kwantitas maka akan menimbulkan rasa kantuk, sehabis makan bukannya menjadi semangat dalam bekerja, namun sebaliknya menjadi malas. Karena itu Rasulullah Muhammad memberikan petunjuk bahwa perut manusia itu ada tiga tempat, sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk udara. Ini bila makan kita terukur namun bila tidak terukur, karena makanannya enak-enak maka akan terus ditambah. Apalagi bila makan dengan sambal, bila sambalnya habis dan nasinya masih ada maka akan tambah sambalnya, bila nasi habis dan sambalnya masih ada maka akan menambah nasinya. Dengan demikian nafsu makan akan terus bertambah, sehingga seisi perut terisi nasi, akibatnya menjadi malas dan kantuk.
5. Istirahat yang cukup. Istirahat yang paling baik adalah tidur, karena dengan tidur seluruh organ tubuh manusia akan beristirahat, termasuk pikirannya. Namun istirahat yang cukup sesungguhnya tidak ditentukan oleh banyak sedikitnya waktu. Karena tidur yang berkualitas bisa jadi satu jam sudah merasakan puas dan cukup hal ini terutama untuk tidur diwaktu siang. Namun bila tidur itu tidak berkualitas sehari penuh untuk tidurpun terasaa masih kurang, berat untuk bangun dan maunya terus berbaring di tempat tidur.
6. Biasakan untuk membaca kisah orang-orang sukses, baik dengan membaca buku, majalah atau bertanya langsung kepada orang yang dipandang sukses.
7. Bila kita menyadari bahwa malas itu adalah pekerjaan syetan, maka agar bersegera mengambil air wudhu atau mandi, dan tegakkan shalat.
8. Biasakan untuk membaca Alquran, karena Alquran bisa menjadi obat bagi orang yang membaca atau mendengarkan Alquran. Lebih bagus lagi selalu ditingkatkan untuk membaca arti dan tafsirnya.
9. Namun ternyata bila rasa malas itu sudah demikian mendominasi jiwa dan semangat, sehingga menjadi tidak bergairah, cobalah untuk duduk sebentar dengan posisi tenang, kemudian tarik nafas pelan-pelan lalu ditahan dan dikeluarkan lagi dengan pelan-pelan pula. Dengan mata terpejam diulangi lagi sambil bervisualisasi, bahwa ketika menarik nafas ita sedang menyerap energi positif dan ketika menahan energi positif seakan-akan sedang pertarung melawan energi negatif dan dengan pelan-pelan dalam pertarungan tersebut ada energi negatif yang gugur dan akhirnya keluar. Terus lakukan hingga energi negatif tersebut hilang semua.
10. Ingatlah bahwa bermalas-malasan bisa mendatangkan penyakit jasmani dan rohani. Malas dalam arti jasmani tidak mau melakukan aktifitas apapun kecuali duduk-duduk santai, tiduran atau hanya melakukan pekerjaan yang tidak terlalu penting. Bagaimanakah bila bermalas-malasan telah selesai makan, maka akan menimbulkan obesitas, menambah timbunan lemah dan kolerterol, maka penyakit jasmani akan muncul dari yang ringan ditandai kepalaa pusing, leher terasa kaku sampai pada penyumbatan pembuluh darah yang menimbulkan jantung koroner dan penyakit-penyakit kronis lainnya. Adapun penyakit rohani yang terjadi adalah rasa iri, tamak, rakus, loba. Ingat bahwa penyakit hati ini juga akan menimbulkan penyakit jasmani.
Ingin sukses, harus rajin, tekun, disiplin kerja keras, usaha dan ikhtiar, bila ternyata ada perasaan malas, maka perasaan ini harus dihilangkan. Hal ini tentu saja tidak menafikan sudah rajin, tekun, disiplin, berusaha dan tawakal namun ternyata tidak bisa meraih kesuksesan sebagaimana orang lain. Hal ini perlunya bemuhasabah, mungkin telah melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak disadari bahwa hal-hal yang dilakukan ini adalah merupakan kesalahan. Inilah perlunya evaluasi, walaupun itu berkaitan dengan diri sendiri. Mengevaluasi diri sendiri lebih sulit dari pada mengevaluasi orang lain, karena itu mintalah saran pada orang lain yang kompeten dan kapabel dalam bidang tersebut.