“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di awaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”. (Ali Imran: 134)
1. Orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang-maupun sempit. Jangankan diwaktu sempit atau masa kekurangan, terkadang ketika dalam kondisi berkecukupanpun belum bisa terketuk hatinya untuk menafkahkan hartanya kepada orang-orang yang tidak mampu. Karena itu ingatlah bahwa sesungguhnya penderitaan, kekurangan, lapar, haus dan dahaga adalah sudah menjadi hidangan setiap saat. Karena itu menjadi perilaku yang terpuji ketika didalam masa sulit, sempit dan kekurangan masih terpanggil hatinya untuk mendermakan hartanya.
2. Orang yang menahan amarahnya, yakni mampu mengendalikan diri di saat marah. Jika belum mampu mengendalikan diri di saat marah berarti ibadah puasa kita belum berhasil. Jika mampu mengendalikan diri saat marah berarti telah memiliki sifat sabar. Yakni sabar ketika serba kekurangan dalam hal rizki, sabar ketika menghadapi musibah dan sabar ketika menegakkan kebenaran.
3. Mampu memaafkan kesalah orang lain, baik diminta maupun tidak diminta. Tidak ada rasa dendam terhadap orang lain.
4. Senantiasa ingat kepada Allah (zikrullah). Setelah hatinya tergetar ingat kepada Allah, lisannya tergerak untuk mengucapkan kalimat Allah, selanjutnya hatinya akan menuntun pada perilaku, amal-ibadah selaras dengan perintah Allah.
Taqwa memiliki makna menjaga dan memelihara diri dari siksa dan murka Allah dengan jalan melaksanakan perintah-perintah Allah, taat kepadanya, menjauhi larangan serta perbuatan maksiat. Rasa takut, ketaatan, tunduk, pasrah, cinta, malu terhadap Allah, semuanya adalah merupakan cerminan keberadaan taqwa pada seseorang. Sebenarnya taqwa adalah bila hati seseorang disinari oleh rasa kesadaran yang tinggi untuk beribadah kepada Allah SWT.
Keimanan akan membawa menusia kepada bersih hatinya, tenang jiwanya, lemah lembut bicaranya, sabar hidupnya, pemaaf dan berbaik sangka. Allah tidak akan membiarkan kepada hambanya yang beriman dan berbakti kepadanya. Ia tidak akan membiarkan hambanya yang shalih terombang-ambing dalam kehancuran, asalkan ia tetap memelihara ketaqwaan.
“Barang siapa yang betaqwa dan mengadakan perbaikan, maka tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Al A’raf: 35)
Allah menjanjikan keberuntungan bagi mereka yang bertaqwa:
1. Datangnya berbagai keberkahan hidup, yakni segala sesuatu yang membuat pemiliknya mendapatkan manfaat dan kebahagiaan, meski secara fisik kelihatan sedikit dan kecil.
“Jika sekiranya penduduk negari-negeri beriman dan bertaqwa pasti Kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami azab mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. Al A’rof: 96)
2. Mendapatkan jalan keluar (makhraj). Seorang yang bertaqwa betapapun sulit dan peliknya persoalan, ia tetap tenang dan yakin kepada pertolongan Allah. Seperti yang dilakukan Musa ketika berada ditepi Laut Merah ketika di kejar oleh Firaun beserta bala tentaranya.
3. Dampak lain dari taqwa adalah anugrah Allah dengan memudahkan segala urusan-urusan yang di jalaninya serta dilimpahkan rizki dari segala penjuru yang sama sekali tidak pernah di duga.
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tak di sangka-sangkanya. Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia mencukupi segala kperluannya”. (QS. Attalaq: 2-3)
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadaikan baginya kemudahan dalam urusannya”. (Atthalaq: 4).
Itulah gambaran predikat yang disandang oleh hamba Allah ketika hidup di dunia, dan diakherat kelak Allah akan melipatgandakan dari amal yang telah dilakukan,dihapus segala dosa sehingga akan memperoleh kenikmatan Surgawi, kenikmatan yang belum pernah disaksikan dan belum pernah di rasaka didunia ini. Marilah ketaqwaan itu kita kejar, kita pertahankan dan kita tingkatkan, agar kita menjadi hamba Allah yang merasa selalu dekat kepada Allah dan ingat kepada Allah. Sehingga kehidpan di dunia ini akan merasa tentram damai dan sejahtera dengan mendapat ampunan Allah SWT.