Dunia pendidikan pada zaman sekarang sudah berkembang demikimian pesatnya, sehinggga tidak ada diskriminasi pendidikan khusus bagi kaum lelaki saja. Namun dari kaum hawa juga diberikan kebebasan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Pemberian hak mengenyam pendidikan untuk kaum hawa tidak bisa lepas atas jasa RA Kartini, beliau hidup pada zaman kolonial Belanda tidak pasrah begitu saja menerima tradisi. Beliau melihat teman-temannya dari negeri Belanda diberikan hak mengenyam pendidikan, mengapa di Jawa tidak bisa. Sebagai warga negara yang baik maka senantiasa mengingat jasa para pendahulunya. Karena itu agar sejarah RA Kartini berikut keteladanannya dapat dikenang kembali perlu disampaikan melalui mimbar khutbah.
الحمدلله الذي خلق الموت والحيوة ليبلوكم ايكم احسن عملا. وارسل رسوله بالهدى ودين الحق وجعله للنا س سبيلا. اشهد ان لا اله الاالله الواحد القهار, واشهد ان محمدا عبده ورسوله سيد الخلائق والبشر. اللهم صل وسلم على هذاالنبي الكريم وعلى اله واصحابه اجمعين. فيا عبادالله اوصيكم واياى بتقوى الله فقد فازالمتقون.
Kaum muslimin Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakumullah.
Pada kesempatan Jum’at hari ini saya mengingatkan kepada para jama’ah sekalian, peristiwa 134 tahun yang lalu yang tepatnya pada hari Senin Pahing, tanggal 21 April 1879. Ketika lahir seorang bayi, dimana ketika masih kanak-kanak hidup dalam keceriaan, tetapi ketika memasuki usia 12 tahun harus hidup dalam masa pingitan. Tradisi masyarakat yang mengharuskan ketika anak sudah berusia 12 tahun tidak boleh keluar rumah. Mereka harus tetap tinggal dirumah sampai datang lamaran seorang laki-laki yang ingin mempersunting menjadi istri. Tanpa ada perkenalan, tanpa ada pertimbangan namun harus menuruti kehendak orang tua yang mengimplementasikan tradisi masyarakat Jawa.
Bayi yang lahir pada hari itu ada RA Kartini, beliau berasal dari keluarga bangsawan yaitu Adipati Jepara RM Hario Adipati Sosroningrat dan ibunya adalah Ngasirah. Beliau berbeda dari wanita-wanita lain yang tetap dalam statusnya menerima kodrat sebagai wanita yang tidak boleh mengembangkan diri. Ketika beliau tamat dari pendidikan dasar Belanda dalam usia 12 tahun, beliau mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolah, namun ayahnya tidak berdaya terhadap budaya Indonesia yang tidak memperkenankannya. Pada suatu saat Kartini mohon izin pada ayahnya: “Ayah, apakah Kartini boleh melanjutkan sekolah, teman-teman Kartini dari bangsa Belanda semua meneruskan sekolah, mengapa Kartini harus cepat-cepat diam di rumah, Kartini ingin menuntut ilmu dan meneruskan sekolah”.
Ayahnya menjawab: “Anakku, keinginanmu memang baik dan mulia, memang benar bahwa anak perempuan juga perlu menuntut ilmu tetapi ketahuilah bahwa adat bangsa kita yang belum mengizinkan hal itu, janganlah lantas berkecil hati tetapi terimalah adat nenek moyang kita dengan senang hati.
Ayahnya RA Kartini, sangat bersedih karena melihat kemauan anaknya yang ingin melanjutkan sekolah namun terhalang oleh tradisi. Oleh karena itu beliau senantiasa memberikan semangat dan pengetahuan bagi anaknya yang hidup dalam pingitan. Kartini diberi bermacam-macam buku bacaan dan ayahnya juga memberi semangat agar Kartini mencoba berkirim surat kepada teman-temannya yang berada di negeri Belanda, sekalian untuk melancarkan dalam berbahasa Belanda. Bahkan kakak Kartini yang bernama Raden Mas Sosrokromo juga sering berkunjung kepada RA Kartini dengan mengirimkan bermacam-macam buku. Maka sekalipun RA Kartini berada dalam rumah pingitan pengetahuan dan wawasannya senantiasa bertambah.
Ketika RA Kartini berusia 24 tahun beliau dilamar oleh adipati Rembang yang bernama Raden Mas Adipati Joyohadiningrat. Dan sejak tanggal 11 November 1903 beliau pindah ke Rembang. Di Rembang RA Kartini mendirikan sekolah perempuan, diawali dari saudara-saudara terdekatnya.
Dari sejarah singkat RA Kartini dapat diambil pelajaran bahwa:
1. Ayah sebagai pemimpin dalam keluarga, hendaknya selalu memberikan motivasi kepada seluruh keluarga untuk giat didalam menuntut ilmu, karena Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Mujadalah ayat 11:
....يرفع الله الذدين امنوا منكم والذين اوتواالعلم درجت.
“ ….Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantara kalian, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat”.
Banyak sekali hadits nabi yang mewajibkan untuk mencari ilmu, serta menerangkan tentang keutamaannya. Ilmu adalah menjadi cahaya. Dilain hadits rasul juga bersabda bahwa mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan, serta kewajiban menuntut ilmu adalah selama hidup. Dengan dalil qot’i maka tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk tidak menuntut ilmu. Bagi semua jenis kelamin bahkan untuk segala usia.
2. Didalam keluarga disamping ayah dan ibu tentu ada kakak dan adik, maka dari segi usia dan pengalaman tentu yang kakak lebih banyak tahu, maka hendaknya sang kakak dapat memberi contoh yang baik kepada adik-adiknya.
3. Kartini sangat bersemangat dalam mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu yang dimiliki bahkan tidak segan-segan hendak merobah tradisi bangsa yang tidak sesuai dengan fitrah insaniyah. Karena terjadi kesenjangan pembedaan antara laki-laki dan perempuan untuk mengembangkan diri, dimana yang laki-laki diberi kebebasan untuk mengembangkan diri sedangkan bagi kaum wanita sangat dibatasi, dan setelah hidup berumah tangga hanya berkecimpung adalam urusan domestic yaitu dalam rumah saja, yang meliputi, mengandung, melahirkan, membesarkan dan melayani keluarga didalam rumah.
4. Seorang wanita bangsawan dan istri seorang bupati, beliau menjadi Raden Ayu namun bersedia terjun ke masyarakat untuk mengajar anak-anak. Hal ini memang menjadi kewajiban bagi setiap muslim, didalam hadits nabi disebutkan. Sampaikanlah olehmu walaupun hanya satu ayat. Maka ketika muslim mempunyai pengetahuan, diperintahkan untuk menyampaikan kepada yang lain baik dengan bentuk lisan mapun amal perbuatan.
Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Karena itu setelah kaum wanita di bebaskan dari belenggu tradisi oleh RA Kartini, sehingga sampai sekarang wanita mempunyai kebebasan dan hak yang penuh untuk mengembangkan kepribadian diri. Banyak kaum wanita yang sukses dalam karir, membangun pundi-pundi ekonomi, menancapkan kekuasaan dalam politik, dan berkecimpung dalam kegiatan sosial. Dengan kondisi ini qodrat sebagai wanita hendaknya selalu dipegang teguh, karena wanita adalah ibunya anak-anak yang berkewajiban mendidik, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya. Rasul pernah bersabda:
المرئة عماد البلد ان صلحت صلح البلد وان فسدت فسد البلد
“ Wanita adalah tiang negara jika wanitanya baik maka baiklah negara, dan bila wanita buruk maka negara juga ikut buruk”.
Karena itu wanita yang paling berperan didalam kehidupan rumah tangga, karena dalam diri wanita mempunyai peran ganda dalam kehidupan rumah tangga, yaitu mengandung, melahirkan, mendidik, mengasuh dan membesarkan. Karena itu sebesar apapun karirnya hendaknya tidak melupakan tugas diri sebagai seorang ibu.
بارك الله لى ولكم فى القران الكريم. ونفعنى واياكم بالايات والذكرالحكيم. اقول قولى هذا واستغفرالله العظيم لى ولكم ولجميع المؤمنين. فاستغفرواالله يغفرلكم واشكروه على نعمه يزدكم وتو بوااليه ان الله هوالتواب الرحيم