Di sekolah, di mol, di pasar, di jalan, di halte bus, di kantor, terlihat tangan-tangan kreatif memainkan ponsel. Entah itu mau ngebel, kirim SMS, main game, membuka memori lewat inbox, membuaka e-mail, face book, mencari berita atau mungkin hanya sekedar untuk mengecek sisa pulsa. Begitu banyaknya para pemakai ponsel, yang pada tahun 1990-an masih menjadi barang langka dan sangat mahal. Penelpon dan penerimanya dikenai beban pulsa, demikian pula untuk membeli voucer perdana sangat mahal, bahkan satu voucer perdana pada masa sekarang dapat digunakan untuk membeli ponsel kamera. Dengan semakin berkembangnya sarana informasi dan komunikasi, maka terjadi persaingan para pengelola ponsel dengan menawarkan produk yang sangat murah. Sehingga pada masa sekarang ponsel menjadi barang biasa, sebagaimana orang yang memakai jam tangan.
Begitu banyaknya para pemakai ponsel, ada yang memandang bahwa ponsel adalah menajadi kebutuhan pokok, sehingga setiap saat ponsel selalu melekat pada dirinya, ibarat perangko yang melekat pada suratnya. Dengan HP bisnis menjadi lancar, relasi semakin banyak, komunikasi dengan keluarga semakin dekat, dan banyak hal lain yang dapat berjalan lebih baik ketika mengunakan jasa ponsel. Dengan demikian kelompok ini dalam pemakaian ponsel sudah diperhitungkan untung-ruginya, manfaat dan madharatnya. Sehingga sebelum habis masa berlakunya sekalipun sisa pulsa masih banyak, akan segera diisi ulang. Karena takut kehilangan informasi, karena ponselnya ibarat orang yang bisu sudah tidak dapat berbicara, untuk memanggil atau hanya sekedar untuk mengirim SMS.
Disamping pemakai ponsel karena kebutuhan namun ada juga yang karena motivasi ingin tampil modis, sehingga perkembangan IPTEK selalu diikuti walaupun kadang tidak diikuti dengan kemampuan SDM pada dirinya sendiri. Sehingga ketika voucer sudah didisi ulang, mulut selalu ingin bicara, jari telunjuk semakin terampil, pencet sana, pencet sini, untuk tulis SMS sehingga tersusun kata-kata yang manis atau hanya sekedar ingin ngobrol, menanyakan apakah sudah makan, apakah belum tidur, apakah capek, apakah sudah bangun dan lain sebagainya. Yang lebih ironis lagi baru saja ketemu lalu berpisah sudah ingin ngebel atau kirim SMS.
Begitu asiknya permainan jari terampil, masa berlakunya pulsa masih lama namun sisa pulsa sudah tidak cukup untuk mengirim SMS apalagi untuk ngebel. Akhirnya punya HP yang bisu, karena hanya bisa menerima. Maka apalah gunanya ketika kolega minta dikirimi nomor HP seseorang, padahal dia sangat membutuhkan. Ahirnya kolega menunggu yang tak pernah ada jawab, karena kolega sendiri juga tidak punya persediaan pulsa buat berbicara. Belum lagi bila ada urusan keluarga yang sangat penting, tentu juga amat menyulitkan.
Kiat menggunakan HP
Ketika menggunakan HP maka kita dapat bermuhasabah, betapa sangat berharganya waktu, pembicaraan lewat HP dihitung dengan uang, sehingga waktu itu memang amat penting walaupun pentingnya waktu itu kadang lebih banyak disia-siakan. Allah menyebutan bahwa orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu maka termasuk orang-orang yang merugi. Oleh karena itu rasul memerintahkan kepada umatnya agar menggunakan waktu muda sebelum datang waktu tua, waktu sehat sebelum datangnya sakit, waktu luang sebelum datangnya waktu sibuk, waktu kaya sebelum datangnya kemiskinan, waktu hidup sebelum datangnya kematian.
Maka agar HP selalu dapat digunakan perlu dilakukan kiat-kiat sebagai berikut:
1. Isi ulang vocer sebelum masa berlakunya habis atau ketika sisa pulsa sudah tidak dapat digunakan untuk memanggil.
2. Berbicaralah yang singkat, jangan ngobrol, bicaralah yang penting-penting saja hindari sikap yang penting bicara.
3. Ketika bertemu relasi, teman cukupkan pembicaraan, tanyakan yang belum jelas, sehingga tidak akan mendorong untuk menanyakan sesuatu setelah berpisah.
4. Bila mengirim pesan yang berisi perjanjian untuk bertemu pada suatu waktu, jangan memulai dengan, kapan kita bertemu, dimana kita bertemu dan sebagainya. Tetapi kita mulai dengan kita bertemu pada hari Sabtu, jam 09.00 di Perpustakaan. Maka penerima pesan akan menjawab ya atau tidak. Jadi hindarkan mengirim pesan yang akan selalu menjadi tanya jawab yang tidak pernah akan selesai.
5. Bila untuk internet gunakan fasilitas paket agar pengeluaran dapat diperhitungkang.
Oleh karena itu gaya hidup tangan-tangan kreatif, hendaknya diimbangi dengan daya fikir dan semangat zikir, agar hidup semakin terarah, sekaligus untuk membiasakan diri pola hidup sederhana, tidak boros dan tidak medit. Sehingga azas manfaat, azas keseimbangan selalau dipupuk dan dikembangkan pada setiap insan.